Cinta Kerja Harmoni


Thursday, July 11, 2013

VERTIKULTUR: Alternatif Bertanam di Lahan Sempit

Vertikultur adalah sistem budidaya pertanian yang dilakukan secara vertikal atau bertingkat. Sistem ini cocok diterapkan di lahan-lahan sempit atau di pemukiman yang padat penduduknya. 

Kelebihan dari sistem pertanian vertikultur adalah : 1) efisiensi penggunaan lahan karena yang ditanam jumlahnya lebih banyak dibandingkan sistem konvensional, (2) penghematan pemakaian pupuk dan pestisida, (3) kemungkinan tumbuhnya rumput dan gulma lebih kecil, (4) dapat dipindahkan dengan mudah karena tanaman diletakkan dalam wadah tertentu, (5) mempermudah monitoring/pemeliharaan tanaman.

Jenis tanaman yang dapat ditanam secara vertikultur ini sangat banyak, biasanya dari komoditas sayuran, tanaman hias ataupun komoditas tanaman obat. Dari komoditas sayuran antara lain : sawi, kucai, pakcoi, kangkung, bayam, kemangi, caisim, seledri, selada bokor dan bawang daun. Budidaya tanaman sayuran secara vertikultur ini dapat dilakukan di pekarangan rumah untuk memenuhi kebutuhan pangan dan gizi keluarga dan juga meminimalisirkan pengeluaran keluarga.

Model budidaya secara vertikultur dapat berupa : Model gantung, Model tempel, Model Tegak dan Model Rak.

Media Tanam :
     1. Media tanam berupa campuran pupuk kandang dan tanah dengan  perbandingan volume 1:1
      2. Masukan media tanam ke dalam talang air yang telah disiapkan.

Persemaian dan Penanaman :
1. Untuk tanaman kangkung dan bayam benih bisa langsung ditanam dalam media tanam talang air tersebut. Untuk tanaman cabai, terong, paprika, sawi benih harus disemaikan terlebih dahulu. Namun karena talang air berukuran kecil, jenis tanaman apa yang akan ditanam harus menjadi perhatian. Tanaman yang bisa ditanam biasanya tanaman daun antara lain bayam, kangkung dan sawi. 

 2. Cara persemaiannya adalah benih direndam dalam air hangat (± 50ÂșC) selama 1 (satu) jam. Semaikan benih-benih tersebut ke dalam media tanam berupa bak plastik atau tray, setelah tanaman mempunyai daun antara 4-5 helai, bibit bisa dipindahkan langsung ke dalam talang air tersebut. 

 3. Pemindahan bibit ke media talang air tersebut harus sangat hati-hati, usahakan tanah masih menempel pada akar tanaman. Lakukan penanaman pada sore hari atau pada pagi hari dengan membenamkan tanaman sampai batas leher akar.


Pemeliharaan :

 1. Penyiraman dilakukan sebanyak 2 (dua) kali sehari yaitu pada pagi dan sore hari
 2. Penyulaman dilakukan bila ada tanaman yang mati
 3. Pemupukan dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu :
 a.    Dengan mengunakan pupuk cair (NPK) lengkap sebanyak 1 (satu) gram dicairkan dalam 1 (satu) liter air lalu disemprotkan ke daun tanaman sebanyak 100-250 cc pertanaman atau tergantung umur tanaman dengan interval 1-2 minggu sekali.

b.    Dengan menggunakan NPK yang disiramkan pada media tanam bukan pada tanamannya. Dosis pupuk yang dianjurkan untuk fase pertumbuhan adalah 2 sendok makan NPK/10 liter air (1 ember) atau campuran urea + SP36 + KCl dengan perbandingan 2:1:1.
 4.  Pengendalian hama penyakit sebaiknya dilakukan secara konvensional/mekanik dengan cara mencabut atau menggunting tanaman yang terserang hama penyakit . Hindari pemakaian pestisida dan bila terpaksa gunakan pestisida yang selektif dan secara bijaksana. 

#Berbagai sumber

No comments:

Post a Comment