Cinta Kerja Harmoni


Wednesday, March 20, 2013

Budidaya kakao


PENDAHULUAN
Sumbar merupakan salah satu daerah pengembangan kakao (Theobroma cacao L) di Indonesia Bagian Barat. Perkembangan luas areal pertanaman cukup pesat, bila tahun 2004 luas pertanaman kakao hanya 13.197 ha, pada akhir tahun 2010  meningkat tajam menjadi  108.098 ha.  Namun peningkatan areal pertanaman belum diikuti dengan penerapan teknologi budidaya yang benar sehingga belum memberikan hasil yang optimal. Beberapa teknologi budidaya kakao yang harus diterapkan dalam budidaya kakao adalah sebagai berikut:


PERBANYAKAN TANAMAN 
Tanaman kakao dapat diperbanyak secara generatif dengan biji. Syarat biji untuk bibit adalah: (1) Berasal dari tanaman induk  berproduksi  tinggi; (2) Berasal dari tanaman yang sehat; (3) Ukuran buah normal dan bentuk buah tidak cacat, dan (4) Diambil dari buah yang benar-benar sudah masak. Selain itu perbanyakan tanaman kakao dapat pula dilakukan secara vegetatif dengan okulasi, sambung pucuk dan sambung samping. 

PERSIAPAN LAHAN
Beberapa hal yang perlu disiapkan sebelum bibit ditanam di lapangan adalah:
a.    Membuat drainase terutama untuk daerah yang sering tergenang banjir bila hujan.
b.    Menanam tanaman pelindung/penanung, tanaman yang dapat berfungsi sebagai pelindung adalah lamtoro, glricidia, dadap, pinang dan kelapa. Tanaman pelindung harus ditanam 6 bulan sebelum bibit ditanam dilapangan. Tanaman pisang dapat digunakan sebagai tanaman pelindung sementara.
c.    Membuat  lubang tanam ukuran 40 x 40 x 40 cm, dengan jarak tanam  4 x 2 m atau 3 x 3 m.
d.    Lubang tanam terlebih dahulu diisi dengan pupuk kandang sebanyak 5-10 kg/lubang.

PENANAMAN
Bibit dipindahkan ke lapangan setelah berumur  3 - 5 bulan, dengan tinggi 40 - 60 cm, jumlah daun minimal 12 lembar, dan diameter batang 0,7 – 1,0 cm.

PEMUPUKAN
Pemakaian pupuk anorganik tergantung pada kesuburan tanah dan umur tanaman, semakin tua umur tanaman maka kebutuhan pupuk semakin meningkat. Berikut dosis, jenis, dan kebutuhan pupuk sesuai umur tanaman.
U m u r
Satuan (gr/ph/th)
Urea
SP.36
KCl
Kiserit
bibit
gr/bibit
5
7
4
4
0 – 1 thn
gr/ph/thn
25
33
20
20
1 – 2 thn
gr/ph/thn
45
60
35
40
2 – 3 thn
gr/ph/thn
90
120
70
60
3 – 4 thn
gr/ph/thn
180
240
135
75
Ø  4 thn
gr/ph/thn
220
240
170
120

 
 Gambar 1. contoh rorak


  
Untuk menjaga kesuburan tanah dan memelihara kebersihan kebun maka dianjurkan untuk membuat rorak/parit antara barisan tanaman dengan ukuran 100X30X30 cm. Hasil pangkasan tanaman dan gulma dimasukkan ke dalam rorak/parit, kemudian ditutup dengan tanah. 
 
 
PEMANGKASAN
Pemangkasan pada tanaman kakao sangat penting, karena berpengaruh pada produksi, perkembangan hama penyakit. Tanaman yang tidak dipangkas produksinya menurun dan hama penyakit sulit dikendalikan.
Jenis pemangkasan dan hal yang perlu diperhatikan :
a.    Pemangkasan Bentuk: dilakukan sebelum tanaman menghasilkan (TBM) atau saat tanaman berumur 8-12 bulan yang bertujuan untuk memperoleh percabangan yang baik. Caranya dengan memelihara tiga atau empat cabang yang tumbuh kuat dan seimbang ke segala arah. Jarak cabang paling jauh adalah 1,5 meter.
b.    Pemangkasan Pemeliharaan, dilakukan 3-4 kali dalam setahun pada tanaman menghasilkan (TM). Bagian tanaman yang dipangkas adalah bagian yang meninggi (lebih dari 3 m), cabang yang sakit, kering, cabang balik, cabang yang terlindung, atau melindungi. Tinggi tanaman maksimal 4 meter. Pemangkasan tunas air dilakukan 1 bulan sekali.
c.    Pemangkasan Produksi, bertujan untuk  memacu pertumbuhan bunga dan buah. dilakukan 2 kali setahun pada akhir musim kemarau sampai awal musim penghujan. Caranya dengan memangkas ranting dan daun hingga 25-50%. Setelah pemangkasan, tanaman akan bertunas intensif dan sesudah tunas menua bunga akan segera muncul.
d.    Bekas pemotongan ditutupi dengan ter atau cat. Untuk cabang yang besar sisakan bekas potongan sekitar 5 cm.
e.    Hindari pemangkasan waktu tanaman berbunga atau waktu buah masih kecil. Pemangkasan yang terlalu terbuka menyebabkan kulit batang menjadi retak dan bantalan bunga mengering
Gambar 2. Contoh pemangkasan


PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT
Hama utama tanaman kakao adalah: Penggetek Buah Kakao (PBK) dan hama pengisap buah (Helopeltis). Pengendalaian dilakukan dengan memelihara semut hitam, melakukan panen sering, membenamkan kulit buah kakao terserang PBK, melakukan sanitasi, melakukan pemangkasan, pengunaan agens hayati, penyarungan buah, dan penggunaan minyak serei wangi serta penggunaan perangkap hormon. 

Penyakit utama adalah: penyakit busuk buah. Dikendalikan dengan menanam klon tahan/toleran terhadap serangan penyakit,, menjaga sanitasi (kebersihan) kebun, memetik semua buah yang busuk dan membenamkannya ke dalam tanah sedalam ±30 cm, dan pengaturan kelembaban kebun. Penyakit utama lainnya adalah penyakit antraknose, dikendalikan dengan cara: melakukan pemupukan secara tepat, memberikan naungan yang cukup, memelihara kebersihan lingkungan, penggunaan klon tahan dan eradikasi tanaman sakit.

#berbagai sumber


No comments:

Post a Comment