PENDAHULUAN
Sumbar merupakan salah satu daerah
pengembangan kakao (Theobroma cacao L)
di Indonesia Bagian Barat. Perkembangan luas areal pertanaman cukup pesat, bila
tahun 2004 luas pertanaman kakao hanya 13.197 ha, pada akhir tahun 2010
meningkat tajam menjadi 108.098
ha. Namun
peningkatan areal pertanaman belum diikuti dengan penerapan teknologi budidaya yang
benar sehingga belum memberikan hasil yang optimal. Beberapa teknologi budidaya
kakao yang harus diterapkan dalam budidaya kakao adalah sebagai berikut:
PERBANYAKAN TANAMAN
Tanaman kakao dapat diperbanyak secara
generatif dengan biji. Syarat biji untuk bibit adalah: (1) Berasal dari tanaman
induk berproduksi tinggi; (2) Berasal dari tanaman yang sehat;
(3) Ukuran buah normal dan bentuk buah tidak cacat, dan (4) Diambil dari buah yang
benar-benar sudah masak. Selain itu perbanyakan tanaman kakao dapat pula
dilakukan secara vegetatif dengan okulasi, sambung pucuk dan sambung samping.
PERSIAPAN LAHAN
Beberapa hal yang perlu disiapkan
sebelum bibit ditanam di lapangan adalah:
a.
Membuat
drainase terutama untuk daerah yang sering tergenang banjir bila hujan.
b.
Menanam
tanaman pelindung/penanung, tanaman yang dapat berfungsi sebagai pelindung adalah
lamtoro, glricidia, dadap, pinang dan kelapa. Tanaman pelindung harus ditanam 6
bulan sebelum bibit ditanam dilapangan. Tanaman pisang dapat digunakan sebagai
tanaman pelindung sementara.
c.
Membuat
lubang tanam ukuran 40 x 40 x 40 cm,
dengan jarak tanam 4 x 2 m atau 3 x 3 m.
d.
Lubang
tanam terlebih dahulu diisi dengan pupuk kandang sebanyak 5-10 kg/lubang.
PENANAMAN
Bibit dipindahkan ke lapangan setelah
berumur 3 - 5 bulan, dengan tinggi 40 - 60
cm, jumlah daun minimal 12 lembar, dan diameter batang 0,7 – 1,0 cm.
PEMUPUKAN
Pemakaian pupuk anorganik tergantung
pada kesuburan tanah dan umur tanaman, semakin tua umur tanaman maka kebutuhan
pupuk semakin meningkat. Berikut dosis, jenis, dan kebutuhan pupuk sesuai umur
tanaman.
U m u r
|
Satuan (gr/ph/th)
|
Urea
|
SP.36
|
KCl
|
Kiserit
|
bibit
|
gr/bibit
|
5
|
7
|
4
|
4
|
0 – 1 thn
|
gr/ph/thn
|
25
|
33
|
20
|
20
|
1 – 2 thn
|
gr/ph/thn
|
45
|
60
|
35
|
40
|
2 – 3 thn
|
gr/ph/thn
|
90
|
120
|
70
|
60
|
3 – 4 thn
|
gr/ph/thn
|
180
|
240
|
135
|
75
|
Ø 4 thn
|
gr/ph/thn
|
220
|
240
|
170
|
120
|
Gambar 1. contoh rorak
Untuk menjaga kesuburan tanah dan memelihara kebersihan kebun maka dianjurkan untuk membuat rorak/parit antara barisan tanaman dengan ukuran 100X30X30 cm. Hasil pangkasan tanaman dan gulma dimasukkan ke dalam rorak/parit, kemudian ditutup dengan tanah.
PEMANGKASAN
Pemangkasan pada tanaman kakao sangat
penting, karena berpengaruh pada produksi, perkembangan hama penyakit. Tanaman
yang tidak dipangkas produksinya menurun dan hama penyakit sulit dikendalikan.
Jenis
pemangkasan dan hal yang perlu diperhatikan :
a.
Pemangkasan
Bentuk: dilakukan sebelum tanaman menghasilkan (TBM) atau saat tanaman berumur
8-12 bulan yang bertujuan untuk memperoleh percabangan yang baik. Caranya dengan
memelihara tiga atau empat cabang yang tumbuh kuat dan seimbang ke segala arah.
Jarak cabang paling jauh adalah 1,5 meter.
b.
Pemangkasan
Pemeliharaan, dilakukan 3-4 kali dalam setahun pada tanaman menghasilkan (TM). Bagian
tanaman yang dipangkas adalah bagian yang meninggi (lebih dari 3 m), cabang
yang sakit, kering, cabang balik, cabang yang terlindung, atau melindungi. Tinggi
tanaman maksimal 4 meter. Pemangkasan tunas air dilakukan 1 bulan sekali.
c.
Pemangkasan
Produksi, bertujan untuk memacu
pertumbuhan bunga dan buah. dilakukan 2 kali setahun pada akhir musim kemarau
sampai awal musim penghujan. Caranya dengan memangkas ranting dan daun hingga
25-50%. Setelah pemangkasan, tanaman akan bertunas intensif dan sesudah tunas
menua bunga akan segera muncul.
d.
Bekas
pemotongan ditutupi dengan ter atau cat. Untuk cabang yang besar sisakan
bekas potongan sekitar 5 cm.
e.
Hindari
pemangkasan waktu tanaman berbunga atau waktu buah masih kecil. Pemangkasan
yang terlalu terbuka menyebabkan kulit batang menjadi retak dan bantalan
bunga mengering
|
|
Gambar 2. Contoh pemangkasan
|
PENGENDALIAN HAMA DAN
PENYAKIT
Hama utama tanaman kakao adalah:
Penggetek Buah Kakao (PBK) dan hama pengisap buah (Helopeltis). Pengendalaian
dilakukan dengan memelihara semut hitam, melakukan panen sering, membenamkan
kulit buah kakao terserang PBK, melakukan sanitasi, melakukan pemangkasan,
pengunaan agens hayati, penyarungan buah, dan penggunaan minyak serei wangi
serta penggunaan perangkap hormon.
Penyakit
utama adalah: penyakit busuk buah. Dikendalikan dengan menanam klon
tahan/toleran terhadap serangan penyakit,, menjaga sanitasi (kebersihan) kebun,
memetik semua buah yang busuk dan membenamkannya ke dalam tanah sedalam ±30 cm,
dan pengaturan kelembaban kebun. Penyakit utama lainnya adalah penyakit
antraknose, dikendalikan dengan cara: melakukan pemupukan secara tepat,
memberikan naungan yang cukup, memelihara kebersihan lingkungan, penggunaan
klon tahan dan eradikasi tanaman sakit.
#berbagai sumber
No comments:
Post a Comment